Akurasi Nasional. Jakarta, 16 September 2023 – Indonesia segera menyambut era baru dalam sektor transportasi dengan pembukaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) untuk umum. Proyek ini, yang telah lama dinantikan, akan membuka pintu bagi perjalanan cepat dan efisien antara dua kota metropolitan terbesar di Indonesia. Dalam berita ini, kami akan mengungkapkan detail proyek KCJB, harapan masyarakat, dan dampaknya pada mobilitas di Indonesia.
Proyek Ambisius KCJB
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah proyek infrastruktur besar-besaran yang dirancang untuk menghubungkan Jakarta, ibu kota Indonesia, dengan Bandung, kota terbesar di Jawa Barat. KCJB akan menjadi kereta cepat pertama yang beroperasi di Asia Tenggara, menandai langkah besar dalam pengembangan transportasi negara ini.
Dalam uji coba terbaru, KCJB mencapai kecepatan mencengangkan sebesar 351 kilometer per jam. Ini menandakan bahwa perjalanan dari Jakarta ke Bandung, yang sebelumnya memakan waktu berjam-jam, akan dapat diselesaikan dalam waktu singkat, hanya dalam hitungan menit.
Proyek ini memiliki empat stasiun utama, yaitu Stasiun Halim di Jakarta Timur, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar. Selain itu, kereta pengumpan (feeder) akan menghubungkan stasiun-stasiun ini dengan pusat Kota Bandung, memudahkan perjalanan penumpang dari stasiun ke destinasi akhir mereka.
Tidak Ada Subsidi Tarif
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tegas menyatakan bahwa tarif KCJB tidak akan mendapatkan subsidi dari pemerintah, yang dikenal sebagai Public Service Obligation (PSO). Keputusan terkait tarif akan ditentukan oleh operator proyek, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), dengan pertimbangan dari Kementerian Perhubungan.
Meskipun ada kekhawatiran bahwa tarif KCJB mungkin terlalu mahal tanpa adanya subsidi, Jokowi menekankan bahwa tarif ini akan dipertimbangkan dengan cermat agar tetap terjangkau bagi masyarakat. Tujuannya adalah mendorong perpindahan dari kendaraan pribadi ke transportasi massal, seperti kereta cepat, MRT, LRT, dan bus.
Dwiyana Slamet Riyadi, Direktur Utama KCIC, mengusulkan tarif sebesar Rp 300 ribu, yang sudah termasuk tiket LRT ke Stasiun Halim dan kereta api feeder dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung. Untuk kelas premium ekonomi tanpa tiket feeder dan LRT, tarifnya diusulkan sebesar Rp 250 ribu per penumpang. Tarif untuk kelas di atasnya akan menggunakan sistem dynamic pricing yang akan mengalami penyesuaian sesuai dengan segmentasinya.
Dampak Positif pada Mobilitas
Dengan pembukaan KCJB untuk umum, diharapkan akan terjadi perubahan besar dalam mobilitas penduduk Jakarta dan Bandung. Berikut beberapa dampak positif yang diharapkan dari proyek ini:
Pengurangan Kemacetan: Salah satu masalah utama di kedua kota ini adalah kemacetan lalu lintas yang parah. Dengan adanya alternatif transportasi yang efisien, beberapa penduduk dapat beralih dari kendaraan pribadi ke kereta cepat, membantu mengurangi tekanan pada jalan raya dan kemacetan yang parah.
Pengurangan Polusi Udara: Berkendara dalam kemacetan tidak hanya menghabiskan waktu, tetapi juga menyebabkan peningkatan polusi udara. Dengan lebih banyak orang memilih transportasi massal, harapannya adalah bahwa polusi udara dapat berkurang, memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat.
Pertumbuhan Ekonomi: Pembangunan KCJB juga diharapkan memberikan dorongan ekonomi di wilayah tersebut. Dengan konektivitas yang lebih baik antara Jakarta dan Bandung, akan lebih mudah bagi bisnis untuk beroperasi di kedua kota ini, mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi.
Pengembangan Wilayah: Stasiun-stasiun utama KCJB menjadi pusat aktivitas ekonomi dan bisnis di wilayah tersebut. Ini dapat mendorong pengembangan wilayah sekitarnya, menciptakan peluang pekerjaan baru, dan meningkatkan kualitas hidup penduduk setempat.
Aksesibilitas Wisata: KCJB juga akan memberikan aksesibilitas yang lebih baik ke destinasi wisata di antara Jakarta dan Bandung, seperti Puncak, Cikole, dan Lembang. Ini akan menjadi berita baik bagi industri pariwisata di wilayah tersebut.
Peresmian Awal Oktober
Meskipun belum ada tanggal pasti untuk peresmian KCJB, Presiden Jokowi telah mengkonfirmasi bahwa peresmian akan dilaksanakan pada awal Oktober 2023. Ini akan menjadi momen bersejarah bagi Indonesia, menandai langkah maju dalam infrastruktur transportasi yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Dengan begitu banyak harapan yang tersemat pada KCJB, proyek ini menandai sebuah tonggak penting dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia. Diharapkan, pembukaan KCJB untuk umum akan membuka pintu bagi masa depan yang lebih baik dalam mobilitas, ekonomi, dan lingkungan di kedua kota tersebut.(*)
Editor: Ani