Setahun X-Ray Milik Lapas Bontang Rusak, Pemeriksaan Barang Terpaksa Hanya Dilakukan Manual

Redaksi Akurasi.id
3 Min Read
Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas Kelas IIA Bontang, Saiful Buchori saat dijumpai di ruang kerjanya. (Muhammad Budi Kurniawan/Akurasi.id)
Setahun X-Ray Milik Lapas Bontang Rusak, Pemeriksaan Barang Terpaksa Hanya Dilakukan Manual
Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas Kelas IIA Bontang, Saiful Buchori saat dijumpai di ruang kerjanya. (Muhammad Budi Kurniawan/Akurasi.id)

Setahun X-Ray Milik Lapas Bontang Rusak, Pemeriksaan Barang Terpaksa Hanya Dilakukan Manual. Pihak Lapas Bontang tidak menampik, imbas tidak adanya alat X-Ray, ada saja barang-barang yang lolos dalam pemeriksaan, seperti handphone hingga benda tajam.

Akurasi.id, Samarinda – Keterbatasan dana menjadi penyebab Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA  Kota Bontang yang berlokasi di Jalan Prestasi, Kelurahan Bontang Lestari, hingga saat ini belum memiliki X-Ray sebagai pengganti alat yang mengalami kerusakan selama lebih dari setahun sejak Februari 2020.

Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas Kelas IIA Bontang, Saiful Buchori mengakui, hingga saat ini pihaknya belum bisa mengganti alat X-Ray yang bisa mendeteksi barang bawaan pengunjung yang akan memasuki Lapas Kelas IIA Bontang. Alasannya, karena belum disetujui pemerintah pusat.

“Sudah lama kami mengajukan pembelian alat tersebut, hanya saja belum pernah disetujui karena memang butuh anggaran yang besar untuk pengadaan X-Ray,” jelasnya saat ditemui, Senin (5/7/2021).

Pihaknya pun telah mengirimkan surat pengajuannya ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, namun hingga dengan saat ini belum mendapatkan respons. “Hingga saat ini belum ada respons dari pusat. Kami berharap disegerakan karena alat itu merupakan hal yang vital dan sangat dibutuhkan dalam memperketat pengawasan,” katanya.

Untuk pengadaan dan perbaikan, kata Saiful, itu bukan kewenangan dari pihak lapas. Itu semua tanggung jawab Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Lebih lanjut, Saiful mengatakan, hingga saat ini pihaknya hanya dapat melakukan pemeriksaan dengan cara manual.

“Apapun barang yang masuk, kami pastikan diperiksa, walaupun dilakukan secara manual,” lanjutnya.

Namun, ia tidak menutupi bahwa dengan cara manual tidak efektif, karena dalam razia yang dilakukan pihaknya masih menemukan barang-barang yang seharusnya tidak boleh ada di dalam ruang tahanan, seperti handphone dan benda tajam.

[irp]

“Narapidana ini punya banyak cara dalam mengelabui petugas, maka dari itu scanner sangat kami butuhkan,” sebutnya. Untuk mengantisipasi itu, pihaknya secara  berkala melakukan razia 2 kali dalam seminggu, yang sebelumnya hanya 2 kali sebulan.

Seperti diketahui, belum lama ini, petugas Lapas Bontang melaksanakan razia kepada para narapidana. Hasilnya, petugas lapas mendapati banyak sekali barang-barang yang tidak semestinya dimiliki seorang narapidana. Mulai dari handphone hingga alat-alat tajam pun menjadi barang sitaan yang ditemukan dalam razia tersebut. (*)

Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *