JAKARTA, Akurasi.id — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan kembali komitmennya untuk memberantas praktik korupsi di tanah air. Dalam pidatonya saat membuka Kongres IV Pengurus Pusat Tunas Indonesia Raya (PP Tidar) pada Sabtu, 17 Mei 2025, Prabowo menyatakan bahwa pemerintahannya telah menyelamatkan ratusan triliun rupiah uang rakyat dalam enam bulan terakhir.
“Untuk ke sekian kali saya tegaskan, ini sumpah saya. Ini tekad saya, dan saya percaya serta saya sudah buktikan bahwa dalam enam bulan pemerintahan yang saya pimpin, kita sudah menyelamatkan ratusan triliun uang rakyat,” ujar Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, dalam pernyataan yang disiarkan lewat kanal YouTube GerindraTV.
Prabowo menyebut hampir setiap hari aparat penegak hukum berhasil membongkar kasus korupsi baru. Ia menegaskan bahwa upaya pemberantasan korupsi akan terus dilakukan tanpa henti dan tanpa pandang bulu, demi mewujudkan pemerintahan yang bersih dan adil.
“Korupsi harus dilawan karena kekayaan negara seharusnya digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” ujarnya.
Meski begitu, Prabowo tidak menampik bahwa proses pemberantasan korupsi tidak mudah. Ia mengungkapkan adanya berbagai bentuk intimidasi yang dialami oleh aparat penegak hukum yang sedang menjalankan tugasnya.
“Saya tahu ada penegak hukum yang diancam. Saya dapat laporan, ada rumah yang didatangi, mobil yang diikuti, bahkan rumahnya difoto. Tapi saya hanya ingin sampaikan, kita tidak gentar. Saya tidak gentar,” tegasnya.
Prabowo, yang kini berusia 73 tahun, menyampaikan bahwa dirinya ingin meninggalkan warisan yang baik sebagai Presiden Indonesia.
“Saya hanya ingin meninggalkan nama baik. Saya akan melaksanakan tugas saya. Saya akan tegakkan keadilan dan melawan segala bentuk korupsi di republik ini tanpa pandang bulu,” katanya menutup pidato dengan penuh semangat.
Pernyataan ini menandai keseriusan pemerintahan Prabowo dalam menjalankan agenda reformasi hukum dan penegakan integritas di sektor publik, sekaligus menjadi pesan tegas bagi para pelaku korupsi bahwa tak ada ruang untuk impunitas di bawah kepemimpinannya.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy