Struktur Kepengurusan Partai Golkar 2024-2029 Diumumkan

Wili Wili
3 Min Read
Struktur Kepengurusan Partai Golkar 2024-2029 Diumumkan. Foto: Kompas.

Akurasi.id – Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengumumkan susunan lengkap kepengurusan partainya untuk periode 2024-2029 pada Kamis (7/11/2024) di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Jakarta. Dalam pengumuman tersebut, nama Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, tidak tercantum dalam struktur kepengurusan yang baru.

Bahlil menyatakan bahwa posisi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar dipegang oleh Agus Gumiwang Kartasasmita, sedangkan Ketua Dewan Kehormatan dijabat oleh Ir. H. Aburizal Bakrie. Ketika ditanya tentang tidak adanya nama Jokowi dan Gibran, Bahlil mengungkapkan bahwa rumor tentang keduanya yang akan bergabung dengan Partai Golkar telah beredar sejak Agustus 2024. Ia menegaskan, “Sampai dengan hari ini, kami menyampaikan bahwa nama Bapak Presiden ke-7, yaitu Bapak Presiden Jokowi, tidak dalam kepengurusan, baik dewan kehormatan, dewan pembina, maupun dalam struktur.”

Kendati ada harapan dari beberapa kader Partai Golkar agar Jokowi bergabung, Bahlil menekankan bahwa tidak semua aspirasi bisa diterima. “Pak Presiden ini pasti punya pertimbangan-pertimbangan. Tidak semua aspirasi kan bisa diterima,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa Partai Golkar adalah partai terbuka yang menyambut siapa pun yang ingin bergabung, tanpa memandang perbedaan suku, agama, dan ras.

Isu mengenai kemungkinan Jokowi dan Gibran menjadi bagian dari Partai Golkar mulai beredar setelah PDI-P tidak lagi menganggap keduanya sebagai bagian dari partai tersebut. Bahkan, ada spekulasi bahwa Jokowi akan menjadi kandidat Ketua Umum Golkar setelah Airlangga Hartarto mundur. Namun, rumor tersebut tidak terbukti, dengan terpilihnya Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Golkar secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional (Munas) XI pada Agustus 2024.

Bahlil menegaskan bahwa dirinya tidak mendengar adanya niatan Jokowi untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar. “Saya berdiskusi kok, engga ada. Jadi, enggak benar itu pikiran itu,” tegasnya. Meskipun demikian, ia tidak menutup kemungkinan untuk masa depan jika Jokowi dan Gibran ingin bergabung. “Mudah-mudahan aja orang itu kalau ngomong, kalau doanya diijabah oleh Allah, jangan nyalahin saya loh,” katanya dengan nada bercanda.

Dari pengumuman ini, terlihat bahwa Partai Golkar akan tetap melanjutkan visi dan misinya tanpa keterlibatan langsung Jokowi dan Gibran dalam kepengurusannya. Bahlil berharap agar semua tokoh bangsa, termasuk Jokowi, dapat mengabdikan diri kepada rakyat dan negara melalui partai yang dipimpinnya.(*)

Penulis: Nicky
Editor: Willy

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *