Akurasi.id, Nasional. Jakarta, 15 Februari 2024. Mengenal apa itu GERD? GERD merupakan singkatan dari Gastroesophageal Reflux Disease, yang dalam bahasa Indonesia dapat disebut sebagai Penyakit Refluks Gastroesofageal. Ini merupakan kondisi medis yang terjadi ketika isi lambung mengalir kembali (refluks) ke dalam kerongkongan, menyebabkan gejala dan masalah kesehatan.
Normalnya, otot sfingter esofagus bawah akan mengontrol aliran makanan dari kerongkongan ke lambung dan mencegah isi lambung naik kembali. Pada orang dengan GERD, sfingter ini mungkin melemah atau mengalami disfungsi, memungkinkan asam lambung dan konten lambung lainnya naik ke kerongkongan.
Gejala umum GERD termasuk nyeri dada yang terbakar (heartburn), regurgitasi (munculnya isi lambung ke kerongkongan), sulit menelan, batuk, dan suara serak.
Penyebab GERD
Penyebab GERD belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor dapat berkontribusi terhadap kondisi ini. Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan GERD melibatkan disfungsi sfingter esofagus bawah dan peningkatan refluks asam lambung ke kerongkongan. Beberapa faktor risiko dan penyebab umum termasuk:
-
Melemahnya Sfingter Esofagus Bawah
Sfingter esofagus bawah adalah otot cincin yang mengelilingi bagian bawah kerongkongan dan berfungsi untuk mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan. Jika otot ini melemah atau tidak berfungsi dengan baik, itu bisa menyebabkan refluks.
-
Hiatal Hernia
Kondisi ini terjadi ketika bagian atas lambung mendorong melalui otot sfingter esofagus dan masuk ke rongga dada. Hiatal hernia dapat meningkatkan risiko GERD.
-
Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan tekanan pada lambung dan menyebabkan refluks.
-
Makanan dan Minuman
Konsumsi makanan pedas, berlemak, atau asam, serta minuman berkafein, alkohol, atau minuman berkarbonasi, dapat memicu atau memperburuk gejala GERD.
-
Merokok
Merokok dapat merelaksasi otot sfingter esofagus bawah dan merangsang produksi asam lambung.
-
Kehamilan
Perubahan hormonal dan peningkatan tekanan pada lambung selama kehamilan dapat meningkatkan risiko GERD.
-
Faktor Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan adanya faktor genetik yang dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk mengalami GERD.
-
Stres
Walaupun bukan penyebab langsung, stres dan kecemasan dapat memperburuk gejala GERD.
Penting untuk diingat bahwa penyebab GERD bisa bervariasi dari individu ke individu, dan kombinasi beberapa faktor mungkin memainkan peran. Jika Anda mengalami gejala GERD secara teratur, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat.
Hindari Hal Ini Agar GERD Tidak Kambuh
Jika Anda memiliki GERD atau rentan terhadap refluks asam, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mencegah kambuhnya gejala. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dihindari:
Makanan Asam dan Berlemak: Hindari makanan yang tinggi asam seperti tomat, jeruk, dan saus tomat. Makanan berlemak tinggi juga dapat memicu refluks.
Makanan Pedas dan Berbumbu: Makanan pedas dan berbumbu dapat merangsang produksi asam lambung dan memperburuk gejala GERD.
Minuman Bersoda dan Berkafein: Hindari minuman berkafein seperti kopi, teh, dan minuman berkarbonasi, karena mereka dapat merelaksasi sfingter esofagus bawah dan meningkatkan produksi asam lambung.
Alkohol: Minimalkan atau hindari konsumsi alkohol, karena alkohol dapat merelaksasi otot sfingter esofagus bawah.
Cokelat dan Makanan Manis: Cokelat dan makanan manis yang tinggi lemak dapat memicu refluks.
Makan Malam yang Terlalu Cepat Tidur: Hindari makan makanan besar atau berat terlalu dekat dengan waktu tidur. Berikan setidaknya 2-3 jam sebelum tidur untuk memungkinkan lambung kosong dan mengurangi risiko refluks.
Pakaian Ketat: Hindari mengenakan pakaian ketat di sekitar perut, karena dapat meningkatkan tekanan pada lambung.
Merokok: Jika Anda merokok, pertimbangkan untuk berhenti. Merokok dapat merelaksasi sfingter esofagus bawah dan merangsang produksi asam lambung.
Menjaga Berat Badan yang Sehat: Jika Anda kelebihan berat badan, usahakan untuk mencapai dan menjaga berat badan yang sehat.
Manajemen Stres: Praktek relaksasi, seperti meditasi atau yoga, dapat membantu mengurangi stres yang dapat memperburuk gejala GERD.
Cara Mengobati GERD
Pengobatan untuk GERD dapat mencakup kombinasi perubahan gaya hidup, pengobatan dengan resep atau tanpa resep, dan dalam beberapa kasus, prosedur bedah. Pengelolaan GERD bertujuan untuk meredakan gejala, mengurangi kerusakan pada kerongkongan akibat refluks, dan mencegah kambuhnya gejala. Berikut adalah beberapa pendekatan pengobatan umum untuk GERD:
-
Perubahan Gaya Hidup
Diet: Hindari makanan dan minuman yang dapat merangsang produksi asam lambung, seperti makanan berlemak, pedas, atau asam.
Ukur Waktu Makan: Makan lebih sedikit porsi tapi lebih sering dan hindari makan terlalu dekat dengan waktu tidur.
Pola Tidur: Tinggikan kepala tempat tidur Anda dengan menggunakan bantal tambahan untuk mengurangi kemungkinan refluks saat tidur.
Berhenti Merokok: Merokok dapat merelaksasi sfingter esofagus bawah; berhenti merokok dapat membantu mengurangi gejala GERD.
-
Obat-obatan
Antasida: Obat tanpa resep ini dapat memberikan bantuan sementara dengan menetralkan asam lambung.
Inhibitor Pompa Proton (PPI): Obat resep atau over-the-counter yang mengurangi produksi asam lambung. Contohnya omeprazole, esomeprazole, lansoprazole.
H2 Blockers: Obat yang mengurangi produksi asam lambung. Contohnya ranitidine, famotidine.
-
Prosedur Medis
Fundoplikasi: Prosedur bedah yang melibatkan pembentukan lipatan pada bagian atas lambung untuk memperkuat sfingter esofagus bawah.
Linx: Pemasangan perangkat kecil yang mengencangkan sfingter esofagus bawah untuk mencegah refluks.
Stretta Procedure: Penggunaan gelombang radiofrekuensi untuk merangsang pertumbuhan jaringan di sekitar sfingter esofagus bawah dan mengurangi refluks.
-
Evaluasi dan Monitoring
Dokter mungkin meresepkan tes atau pemeriksaan seperti endoskopi atau manometri esofagus untuk menilai tingkat kerusakan pada kerongkongan dan mengukur tekanan sfingter esofagus bawah.
Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala dan respons terhadap perawatan. Penting untuk berbicara dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Cara Alami Mengobati GERD
Beberapa orang menemukan bantuan dari gejala GERD dengan menggunakan obat-obatan alami atau perubahan gaya hidup. Namun, penting untuk dicatat bahwa respons terhadap metode ini dapat bervariasi antara individu, dan sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mencoba pengobatan alternatif. Berikut adalah beberapa opsi obat alami yang mungkin membantu meredakan gejala GERD:
-
Perubahan Diet
Jahe: Jahe dapat membantu mengurangi refluks lambung. Anda dapat menambahkan jahe ke dalam teh atau makanan.
Licorice (Akar Manis): Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak licorice dapat membantu meredakan gejala GERD, namun konsumsi licorice harus dilakukan dengan hati-hati karena bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
-
Minuman yang Mungkin Membantu
Aloe Vera Juice: Aloe vera juice dapat membantu meredakan iritasi di kerongkongan. Pastikan minum jus aloe vera yang tidak mengandung aloin, yang bisa menjadi iritatif.
Minuman Alkaline: Air alkali atau minuman seperti susu almond dapat membantu menetralkan asam lambung.
-
Herbal dan Suplemen
Chamomile Tea: Teh kamomil dapat memberikan efek menenangkan pada saluran pencernaan.
Probiotik: Suplemen probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri dalam sistem pencernaan dan meningkatkan kesehatan usus.
Meskipun ada bukti anekdotal dan beberapa penelitian kecil yang mendukung penggunaan obat alami ini, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai perubahan signifikan dalam pengobatan GERD atau mengonsumsi suplemen. Hal ini karena setiap orang memiliki kondisi kesehatan yang unik, dan penanganan yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan individu. (*)
Editor: Suci Surya Dewi