
Ironi di Tengah Pandemi, Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Vaksinasi Justru Sulit Didapatkan di Samarinda. Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi pada dasarnya terbilang tinggi. Terlebih di tengah kasus Covid-19 terus melonjak. Vaksin justru sukar.
Akurasi.id, Samarinda – Kebijakan pemerintah yang menggaungkan vaksinasi sebagai upaya mencapai herd comunity atau kekebalan kelompok, tampaknya bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Lantaran stok vaksinasi di sejumlah daerah memang tengah kosong.
Hal ini pun menyebabkan ironi. Dikala kasus terkonfirmasi Covid-19 di Samarinda terus melonjak. Ditambah dengan adanya penetapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Membuat kota yang kerap disebut Kota Tepian ini diselimuti zona merah. Setiap orang berlomba-lomba mencari vaksinasi sebagai alat tameng diri agar tidak turut terpapar.
Seperti yang dituturkan Nila, warga perjuangan 7, Kelurahan Sempaja Selatan. Ia mengaku, beberapa kali ingin ikut vaksin. Namun, belum juga mendapat kesempatan lantaran terlambat mendapat informasi. Ketika diadakan vaksinasi gratis, hanya dalam hitungan hari kuota antrean telah penuh. Padahal kuota vaksinasi rencananya akan dibagi dalam beberapa tahapan.
Beberapa pihak pun turut membantu dalam mengadakan vaksinasi gratis. Namun, nyatanya vaksin itu tidak dibuka untuk umum. “Iya, informasinya yang diutamakan pejabat publik,” tuturnya.
Sedangkan vaksin untuk masyarakat umum yang dilaksanakan baru-baru ini, ternyata telah memasuki tahap II. Sehingga ia pun terpaksa mengurungkan niatnya saat ini. Lantaran stok vaksin di Samarinda telah ludes.
Hal serupa pun dialami 250 penumpang kapal dari Samarinda tujuan Pare-Pare beberapa hari sebelumnya. Lantaran tak ada surat vaksinasi sejumlah penumpang tersebut terpaksa turun dari kapal. Sejumlah penumpang mengakui, tidak dapat melakukan vaksinasi lantaran keberadaan stoknya yang saat ini memang tengah langka.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda, pada Senin 26 Juli 2021 menyatakan, jumlah penerima vaksin di Kota Samarinda untuk tahap I telah mencapai 117.731 atau 18,07 persen. Untuk vaksinasi tahap II mencapai 60.505 atau 9,29 persen.
[irp]
Untuk diketahui, Pemkot Samarinda sebenarnya telah menyisihkan angggaran senilai Rp50 miliar untuk penanganan Covid-19. Namun belum diketahui pasti, berapa persen realisasi yang telah digunakan.
Sementara itu, Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda Sugeng Chairuddin mengakui, sisa anggaran Covid-19 yang belum dipergunakan senilai Rp8 miliar. “Untuk vaksin dan obat-obatan di luar dari Rp8 miliar itu,” sebutnya. Sedangkan untuk kepastian vaksin, sepengetahuannya, saat ini memang belum ada stok vaksin terbaru. Ia menyerahkan perihal itu kepada instansi terkait.
[irp]
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda dr Ismed Kusasih juga menyampaikan hal serupa. Pengadaan vaksinasi sejatinya berasal dari pemprov. Sehingga pemkot hanya menunggu pasokan apabila stok telah tersedia.
“Untuk informasi vaksinasi, saya belum bisa memastikan. Kalau sudah ada secepatnya akan kami informasikan kepada masyarakat. Kita tunggu saja,” pungkasnya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Dirhanuddin