
Kaltim Kehilangan 120 Guru Selama Pandemi, 3 Tahun Mendatang 5 Ribu Tenaga Pendidik Purna Tugas. Bergugurnya ratusan tenaga pendidik itu, ternyata tidak berjalan seiring dengan tingkat perekrutan guru yang dilakukan pemerintah. Pada 2021 ini misalnya, Kaltim sedianya masih butuh 300 guru ASN.
Akurasi.id, Samarinda – Dunia pendidikan Kaltim tengah berduka. Lantaran kehilangan 120 guru selama pandemi. Ratusan guru tersebut meninggal dunia terindikasi terpapar Covid-19. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Anwar Sanusi, pada Sabtu (7/8/2021).
Ia mengatakan, mayoritas tenaga pendidik yang meninggal dunia merupakan guru yang mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), tersebar di kabupaten/kota di Kaltim. “Hingga per 27 Juli 2021, Kaltim kehilangan 120 guru. Ratusan guru kita meninggal dunia,” kata Anwar Sanusi.
Menurutnya, kondisi ini tentu semakin memberatkan dunia pendidikan di Tanah Benua Etam, sebutan Kaltim. Lantaran, pada dasarnya kebutuhan tenaga pendidik di Kaltim memang terbatas. Belum mampu memenuhi setiap kebutuhan tenaga pengajar di sekolah-sekolah.
Di sisi lain, tiap tahunnya memang ada guru yang purna tugas atau pensiun. Berdasarkan data yang dikutip dari laman simpeg.kaltimbkd.info, jumlah guru PNS di Disdikbud Kaltim yang akan pensiun pada 2021 sebanyak 131 orang. Dalam tiga tahun ke depan, ada sekitar 5 ribu guru PNS di Kaltim pada semua jenjang pendidikan akan pensiun. Sedangkan kemampuan pemerintah dalam merekrut tenaga pendidik PNS tergolong terbatas.
Untuk di Kaltim sendiri, jumlah keseluruhan guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) jumlahnya masih terbilang sedikit. Dikatakannya, kebutuhan guru PNS masih kurang 700 orang. Sehingga, hal inipun menyebabkan dunia pendidikan Kaltim makin diselimuti awan hitam.
Meskipun tahun ini telah dibuka pendaftaran Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) dan seandainya ada penambahan untuk guru sebanyak 400 orang. Hal itu dinilai belum mampu memenuhi kebutuhan keseluruhan guru. “Jumlahnya masih kurang sekitar 300 guru. Inipun belum dikurangi 120 guru yang telah meninggal dunia,” paparnya.
Berkaca pada hal itu, ia mengungkapkan, perlu adanya kehati-hatian mengenai pemberian lampu hijau bagi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah-sekolah. Dalam hal ini ia sepakat sepemikiran dengan keputusan Gubernur Kaltim Isran Noor yang melarang dilaksanakannya PTM selama pandemi. Lantaran tak ingin menambah daftar hitam terpaparnya guru hingga murid yang dapat berakibat fatal.
[irp]
“Tentu kita sedih dengan kondisi ini. Namun, hal ini menjadi kehati-hatian kami beserta guru-guru. Karena ini berkaitan dengan jaminan keselamatan anak didik kita jika tetap melakukan sekolah tatap muka,” pungkasnya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Redaksi Akurasi.id