Akurasi, Nasional. Jakarta 5 Maret 2024, Indonesia – Tensi politik pasca-Pemilihan Umum 2024 terus meningkat seiring dengan berbagai pernyataan dan tudingan yang muncul dari berbagai pihak. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kritik yang dilontarkan oleh Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, terhadap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terkait lonjakan suara partai tersebut di atas 3%. PSI, tidak tinggal diam, memberikan respons tegas terhadap kritikan Anies, menandai semakin panasnya suhu politik di Indonesia.
Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Jakarta, Juru Bicara PSI, Sigit Widodo, menyatakan herannya terhadap tudingan Anies Baswedan. “Saya tidak paham dengan tudingan Pak Anies. Ada kejahatan apa?” ungkap Sigit, menegaskan bahwa partainya tidak melihat adanya kecurangan dalam proses Pemilu 2024. PSI mengajak semua pihak untuk menghormati proses tahapan pemilu yang masih berlangsung, menunjukkan keteguhan mereka dalam menjunjung tinggi transparansi dan keadilan.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, turut menyuarakan bahwa semua pihak perlu ikut memantau hasil rekapitulasi suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Setuju banget, mari dipantau bersama,” ujarnya, menunjukkan keterbukaan PSI terhadap proses demokrasi yang sedang berlangsung.
Kritik Anies Baswedan terhadap PSI mencuat ketika beliau menyatakan bahwa pemerintah harus ikut bertanggung jawab atas lonjakan suara PSI, meskipun ketua partai tersebut adalah anak Presiden Joko Widodo. Anies menegaskan bahwa bukan berarti segala hal bisa dilakukan terhadap partai yang dipimpin oleh anak presiden, menyoroti kebutuhan akan integritas dan keadilan dalam proses pemilu.
Menanggapi hal ini, PSI berargumen bahwa tudingan yang dilontarkan Anies tidak memiliki dasar yang kuat. Menurut data real count KPU, PSI memang mengalami kenaikan suara, namun partai tersebut menegaskan bahwa kenaikan tersebut adalah hasil dari kerja keras mereka dalam kampanye dan bukan karena kecurangan.
Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono, menilai bahwa ledakan suara PSI memang patut dicermati, namun belum ada bukti konkret yang menunjukkan adanya kecurangan. “Sejauh ini, hasil quick count selalu presisi. Jika ada perbedaan, itu sangat tipis,” ujar Karyono, menunjukkan bahwa proses penghitungan suara di Indonesia cenderung akurat dan dapat dipercaya.
Juru Bicara PSI, Dedek Prayudi, menduga bahwa partainya sedang dijadikan sasaran untuk mendelegitimasi hasil Pemilu 2024. “Kami heran kenapa yang dipersoalkan adalah PSI? Ada upaya orkestrasi untuk mendelegitimasi pemilu menggunakan pileg, dengan PSI dijadikan proksinya,” kata Dedek, menunjukkan kekhawatiran atas dinamika politik yang sedang berlangsung.
Situasi ini menunjukkan betapa kompleks dan dinamisnya politik Indonesia pasca-Pemilu 2024. Sementara PSI berupaya keras untuk membuktikan integritasnya, kritik dari Anies Baswedan menambah ketegangan dalam diskursus politik nasional. Dengan masih berlangsungnya proses rekapitulasi suara, publik Indonesia terus mengawasi dengan harapan pemilu yang adil dan transparan dapat terwujud.(*)
Editor: Ani